Arsip untuk Juni, 2009

Domba dan Kambing Tetap Prospektif

Sunday, 28 September 2008, 21:18

Sebagai salah satu komoditas unggulan di bidang peternakan, domba dan kambing memiliki prospek untuk terus dikembangkan. Hal itu sejalan dengan kebutuhan masyarakat pada ternak jenis ini. Berbagai upaya pun dilakukan oleh para peternak untuk meningkatkan daya saing mereka. Sementara pemerintah terus melakukan pembinaan agar komoditas ini bisa menjadi salah satu jalan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengembangan domba dan kambing sebagai salah satu ternak unggulan, juga ditunjang dengan komoditas ternak ini yang terdistribusi di berbagai pulau atau provinsi di seluruh wilayah Indonesia. Luasya penyebaran populasi komoditas tersebut membuktikan bahwa di berbagai wilayah di tanah air memiliki tingkat kecocokan yang baik untuk pengembangan, baik kecocokan dari segi vegetasi, topografi, klimat, atau bahkan dari sisi sosial-budaya setempat.

Bila mengacu pada Visi dan Misi Departemen Pertanian RI, komoditas domba dan kambing merupakan salah satu komoditas yang memenuhi kriteria untuk terus dikembangkan. Karena ternak ini dinilai memiliki daya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan. Dan dalam rangka mendorong untuk mewujudkan perekonomian nasional yang sehat, deptan juga memandang domba dan kambing mampu menciptakan peluang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan, membantu menciptakan lapangan kerja, dan melestarikan serta memanfaatkan sumberdaya alam pendukung peternakan.

Selain potensial karena sudah banyak diternakkan oleh masyarakat Indonesia di berbagai daerah, peluang pengembangan domba dan kambing juga mengacu pada pangsa pasar yang sangat terbuka dan terus berkembang. Kebutuhan masyarakat dalam negeri terhadap domba dan kambing sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari besarnya permintaan doka untuk kebutuhan konsumsi, kebutuhan Iedul Qurban, maupun untuk Aqiqah.

Potensi pasar ini akan terus berkembang sejalan dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi yang berasal dari protein hewani.

Potensi Doki di Banten

Menyadari akan peningkatan kebutuhan akan domba dan kambing yang semakin meningkat, para peternak di berbagai kabupaten/kota se-Provinsi Banten juga tak mau ketinggalan memanfaatkannya. Para peternak yang tergabung dalam Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ternaknya.

Saat meresmikan Kelompok Ternak Saga Makmur yang berlokasi di Desa Saga Kecamatan Balaraja – Kabupaten Tangerang belum lama ini, Wakil Bupati Tangerang, Rano Karno menyatakan bahwa peluang pengembangan domba dan kambing di Banten sangat besar. Dua jenis usaha yang biasanya digeluti oleh peternak domba, yaitu pembibitan atan bakalan dan penggemukan, sama-sama meiliki peluang ekonomis yang menggiurkan.

”Saya ingin para peternak terus mengembangkan kualitas dan produktifitasnya. Sehingga kita tidak perlu lagi mendatangkan domba maupun kambing dari wilayah lain untuk memenuhi kebutuhan aqiqah, kurban, maupun konsumsi sehari-hari. Para peternak di Tangerang khususnya dan Banten pada umumnya, harus dapat memasok kebutuhan domba dan kambing di provinsi lain,” kata Rano.

Rano juga mengungkapkan peluang peternak kambing untuk dapat menembus pasar mancanegara. Menurutnya, bangsa-bangsa di Timur-tengah memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk menjadi pemasok domba dan kambing di negeri mereka. Sebelumnya, pemasok utama domba dan kambing di jazirah itu adalah Malaysia.

”Kesempatan ini harus kita manfaatkan, kita harus siap menjadi pemasoknya, karena kita sedang berada di kancah perkambingan,” cetus Rano.

Di tempat terpisah, Buaiti Subki, Bidang Usaha dan Kerjasama HPDKI Kabupaten Serang berharap agar pemerintah atau instasi terkait di wilayah Kabupaten Serang juga dapat memberikan dukungan dan pembinaan secara maksimal kepada peternak doki di wilayahnya . Karena, wilayah Kabupaten Serang juga memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan peternakan domba maupun kambing.

”Tidak menutup kemungkinan daerah Serang dapat menjadi pemasok daging domba dan kambing keluar daerah,” kata Buaiti. ***

sumber :  http://www.majalahteras.com/2008/09/domba-dan-kambing-tetap-prospektif/

Belajar Materi Genetika lanjutan 1

genetik2Jika sel membelah atau berbiak maka lebih dulu kromatin akan mengganda jadi rangkap dua, lalu memendek dan menebal, berpuluh kali lebih pendek dan tebal dari sebelumnya. Dalam bentuk ketika sel sedang membelah itu kromatin disebut dengan nama kromosom (kromo = berwarna; som atau soma = badan). Barulah dalam bentuk kromosom materi genetik itu tampak jelas di bawah mikroskop cahaya. Dapat dihitung, dapat diamati ujung-pangkalnya, dapat diteliti dengan rinci perilakunya, dan dapat pula dianalisis kemungkinan terjadinya aberasi. Karena dalam bentuk kromosomlah baru dapat dianalisa aberasi pada materi genetik, maka untuk praktisnya benang-benang materi gentik dalam inti sel itu disebut saja kromosom.

DALAM satu sel setiap species (jenis) makhluk panjang kromosom itu bervariasi. Ada yang panjang sekali, ada yang sedang, ada pula yang pendek. Namun, dalam satu species variasi bentuk dan jumlah keseluruhan kromosom dalam sel adalah tetap. Kalau beda species beda pula jumlah kromosom.
Jumlah kromosom bervariasi antara berbagai jenis makhluk. Bakteri E.coli yang hidup menumpang dalam usus memiliki kromosom 1, cacing gelang (Ascaris) yang juga biasa hidup dalam usus memiliki 2, lalat buah 8, jagung 20, orangutan 48, gorila 48 juta, simpanse juga demikian, sedangkan manusia 46.
Melihat jumlah kromosomnya saja dapat ditarik kesan, bahwa manusia sekerabat dengan orangutan, gorila, dan simpanse. Dan memang kalau diamati susunan kromosom orangutan, lalu dibandingkan dengan susunan kromosom orang, terdapat banyak sekali kesamaan. Lalu kalau dianalisis susunan DNA gen-gennya lebih yakinlah kita bahwa orang memang kerabat dekat orangutan. Dalam perjalanan evolusi pada orang kromosom itu berkurang dua, mungkin ada kromosom yang pendek bergabung.
Dalam tiap sel tiap macam kromosom ada dua atau sepasang. Jumlah kromosom manusia 46, dan menurut macamnya ada 46/2 = 23 pasang. Kromosom yang sepasang atau semacam itu disebut homolog. Homolog dalam panjang dan bentuk, homolog pula kandungan serta letak gen-gennya. Kromosom yang berpasangan pada setiap individu itu yang sebelah diwarisi seseorang dari ibu, yang sebelah lagi dari ayah. Diwarisi dari ibu lewat sel telur, dan dari ayah lewat sperma.
Ingat, bahwa yang membuahi satu telur itu hanya satu sperma. Dalam indungnya telur itu mengalami proses pematangan sebelum keluar dan jatuh ke salurannya. Dalam proses pematangan itu terjadi pembagiduaan kromosom. Proses sama terjadi dalam pelir seorang ayah. tegasnya telur ibu mengandung 23 kromosom, sperma suami 23 pula. Jika telur dibuahi sperma terbentuk embrio yang sel-selnya mengandung 23 + 23 = 46 kromosom kembali.

IBARATKAN kromosom itu pasangan pakaian. Sepasang sepatu, sepasang sandal, sepasang tengkelek, sepasang kaus kaki, dan sepasang kaus tangan. Dalam proses pematangan telur dan sperma tiap pasang itu berpisah. Sepatu kiri pisah dengan sepatu kanan, sandal kiri pisah dengan sandal kanan, dan seterusnya. Maka dalam satu telur atau satu sperma yang sudah matang hanya terdapat sebelah-sebelah pakaian itu.Jadi jelaslah bahwa setiap individu di tengah masyarakat mengandung gabungan materi genetik pihak ibu dan pihak ayah. Lebih miripnya seorang anak dengan ayah atau dengan ibu, bergantung kepada kandungan gen pihak mana yang lebih dominan (berpengaruh) di masa embrio dan di masa pertumbuhan menjelang dewasa.Gen yang berpasangan dalam kromosom homolog itu memiliki pekerjaan yang sama untuk menumbuhkan sejenis karakter. Namun, karena terjadi mutasi pada salah satu kromosom, misalnya, diwarisi seorang ibu dari leluhurnya, maka gen mutant itu, disebut alel, bisa jadi dominan atau resesif terhadap alel pasangan yang normal atau belum bermutasi. Ia bersifat dominan jika bisa menutupi pekerjaan alel pasangan, dan bersifat resesif jika pekerjaannya ditutupi oleh alel dominan.

Belajar Materi Genetika lanjutan 2

genetik1Di antara kromosom yang 23 pasang ada sepasang yang mengandung gen-gen pertumbuhan dan pemeliharaan seks, disebut kromosom seks atau gonosom. Yang 22 pasang lain disebut kromosom biasa atau autosom. Kromosom seks ada 2 macam: X dan Y. Pada wanita susunan kromosom seksnya ialah 2 X, tidak ada Y, disingkat dengan XX. Pada pria susunan kromosom seks ialah 1 X dan 1 Y, disingkat dengan XY. Maka simbol susunan kromosom seseorang individu biasa ditulis sbb: Angka di depan koma jumlah semua kromosom, di belakang koma susunan kromosom seks. Individu sehat/ normal diberi simbol: wanita = 46, XX, pria = 46X, Y. Ada orang yang jumlah kromosom seksnya 3, misalnya 2 X dan 1 Y, maka simbol susunan kromosomnya ditulis: 47, XXY.KROMOSOM Y adalah penentu seks pria. Jika hadir Y berapa pun banyaknya jumlah kromosom X dalam sel, maka orang itu berkelamin pria. Misalnya, ada pasien bersusunan 48, XXXY. Orang itu mestilah berjenis kelamin pria, meski kromosom X ada 3. Cuma perlu dicatat bahwa orang demikian mestilah memiliki kelainan pada alat kelamin. Untuk menetapkan seks bayi yang meragukan perlu diperiksa hadir-tidaknya kromosom Y dalam sel.

Untuk itu diambil 1 mililiter darah bayi, dikultur di laboratorium, dan diberi zat perangsang pembelahan. Setelah dua-tiga hari sel-sel darah itu membelah. Kromatin berubah jadi kromosom. Lalu ketika mau dipanen ke dalam kultur diteteskan kolkhisin. Zat ini merusak serat-serat yang akan memisahkan kromosom yang mengganda jadi dua, sehingga pembelahan berhenti. Berhenti ketika pembelahan sedang pada tingkat metafase.

Pada tingkat ini kromosom dalam besar maksimal dan yang rangkap dua belum berpisah untuk membentuk kromosom sel anak. Setelah panen hasil kultur diteteskan ke preparat. Di bawah mikroskop tampak kromosom sel-sel yang menyebar. Sebaran yang bagus difoto dengan mikrofotograf, yaitu mikroskop yang pada okulernya terdapat kamera. Filmnya dicuci-cetak sebesar 2x kartu pos, kromosom pada satu sebaran metafase digunting-gunting, dideretkan pada suatu blanko kariotipe (karyon = inti, tipe = susunan, bentuk). Ingat, bahwa pada foto ini tiap kromosom yang rangkap dua belum pisah, karena pembelahan dihentikan pada tingkat metafase.Banyak penyakit, seperti kelainan seks, kelainan jiwa, kemandulan, abortus berulang, dan kanker disebabkan kelainan pada materi genetik. Satu atau satu-dua kromosom. Karena itu untuk menegakkan diagnosa, untuk melengkapi diagnosa klinis, perlu dilakukan analisis kromosom pasien bersangkutan.

Itu memeriksa kelainan genetik yang berkaitan dengan aberasi kromosom. Bagaimana dengan kelainan/penyakit genentik yang berkaitan dengan mutasi gen? Untuk itu kita perlu melakukan analisis DNA pasien bersangkutan.Misalnya, diambil darahnya sebanyak 10 mililiter. Lalu DNA-nya dipisahkan dari bahan lain sel, seperti protein, enzim, RNA, asam lemak, dan sebagainya. Akan didapat endapan putih yang terdiri benang-benang halus, itulah DNA. Kita menyebutnya dalam praktikum ibarat memancing. Benang-benang itu dapat kita angkat dengan jara dan tampak dengan mata telanjang.Kemudian dilakukan analisis. Untuk itu benang-benang DNA-nya dipotong-potong dulu. Sebab tidak mungkin kita merentangkannya pada suatu preparat, karena panjang sekali. Kalau preparatnya itu agar atau kertas mungkin membutuhkan panjang berpuluh meter. Karena itu harus dipotong-potong dulu.

Dipotongnya bukan dengan gunting. Tetapi, dengan enzim, yang disebut enzim restriksi. Oleh enzim maka benang-benang DNA pada endapan tabung reaksi tadi jika dielektrophoresis dan diisap pada kertas saring, akan membentuk sederetan pita. Setiap pita terdiri dari jutaan fragmen DNA yang memiliki panjang fragmen tertentu. Dengan menggunakan preparat pita baku orang sehat dan normal, dibandingkan apakah ada pita yang letaknya berubah atau bertambah.

DARI memperbandingkan itu dapatlah dianalisis daerah gen mana yang mutasi. Tetapi pekerjaan ini sangat rumit dan lama. Untuk memudahkan DNA sampel dibubuhi penjejak atau probe. Probe ini biasanya radioaktif, terdiri dari potongan pendek DNA penyakit genetik tertentu. Jika probe diteteskan kepada pita hasil elektrophoresis maka pita yang banyak akan hilang, artinya tidak muncul dalam film autoradiografi.Pita yang ada hanya yang gabung (hibrid) dengan probe, karena bermuatan radioaktif. Jika pita ada berarti pasien mengidap penyakit yang ditest. Jika probe tak berhibrid dengan salah satu pita, berarti filmnya kosong, berarti pasien itu bukan menderita penyakit yang dimaksud.Probe dibuat untuk mentes berbagai penyakit genetik, seperti thalassemia, hemophilia, muscular dystrophy, phenylketonuria, leukemia, dan lymphoma. Probe itu dipasarkan oleh Laboratorium Genetika negara maju dan harganya mahal. Tes DNA kini juga dipakai untuk tujuan forensik atau kedokteran kehakiman. Seperti menetapkan kebenaran anak sah seorang ayah, atau apakah percikan darah kering yang ditemukan di tempat kejahatan milik tersangka.

Belajar Materi Genetika

genetikBelajar Materi Genetik bareng Dr Wildan Yatim, pakar genetika Universitas Padjadjaran, Bandung yuk….
INTI atau nukleus adalah organel terbesar dalam sel. Memiliki selaput yang terdiri dari dua lapis membran dan di antara kedua membran ada celah. Secara keseluruhan selaput ini jadi sekitar tiga kali tebal plasmalema.

Plasmalema sulit dilihat di bawah mikroskop cahaya karena tipisnya. Beda halnya dengan selaput inti, dibawah mikroskop tampak sangat jelas sehingga disebut karyotheca (karyon = inti; theca = selaput).

Inti berisi cairan yang lebih kental dari pada sitoplasma, disebut nukleoplasma. Dalam nukleoplasma terendam benang-benang halus yang terjalin-jalin, disebut kromatin (kroma = berwarna, tin = benang). Di bawah mikroskop tidak bisa kita melihat ujung pangkal tiap helai benang dan tidak bisa dihitung, sehingga tampak seperti benang kusut.

Inti berbentuk seperti bola. Di bawah mikroskop elektron akan tampak bahwa selaput inti itu banyak berlubang. Lubang-lubang itu disebut pori inti. Lewat pori itulah berbagai bahan keluar-masuk inti. Yang masuk ialah seperti energi dalam bentuk ikatan kimia yang disebut ATP, nukleotida, fosfat, hormo, enzim, dan protein bahan baku ribosom.

Yang keluar dari inti ialah RNA dan kedua subunit besar dan kecil ribosom. Kedua subunit ribosom itu dibikin dalam inti, setelah RNA yang disintesa oleh sekelompok gen gabung dengan bahan baku ribosom yang datang dari sitoplasma. Jumlah pori inti disesuaikan dengan kebutuhan. Ketika gen-gen sedang aktif mensintesa protein jumlah proti itu pun banyak. Satu pori bisa muncul pada suatu tempat dan nanti bisa hilang. Letak pori baru yang muncul pun bisa bergeser dari letak pori sebelumnya. Karena itu pori inti bersifat mobil.

KROMATIN adalah materi genetik, atau bahan sifat keturunan. Benang-benang ini dibina atas DNA dan protein. DNA terdiri dari sekitar 100.000 molekul, tersebar pada benang kromatin. Tiap molekul DNA secara fungsional disebut gen. Gen-lah yang membina unit materi genetis. Gen bekerja menumbuhkan dan memelihara aktivitas sifat keturunan atau karakter. Puluhan ribu jenis karakter dalam tubuh kita. Contoh karakter: bentuk rambut, warna rambut, sebaran bulu di tubuh, hormon insulin, hormon pertumbuhan, enzim pencerna protein, enzim pencerna glikogen, protein plasmalema, antibodi, sel tulang, sel darah, sel otot jantung, sel saraf, dan sebagainya.
Tiap karakter yang disebut di sini bisa dipecah atas beberapa karakter lagi. Misalnya, protein plasmalema, ada berupa reseptor glukosa, reseptor asam amino, gerbang terusan ion Na, K, dan Cl, reseptor hormon insulin, dan seterusnya. Pada umumnya tiap karakter ditumbuhkan dan dipelihara oleh satu gen.

Banyak penyakit atau kelainan berkaitan erat dengan kelainan materi genetik. Kelainan itu bisa terjadi karena perubahan menetap pada komposisi molekul DNA suatu gen, bisa pula pada benang kromatinnya. Perubahan pada DNA disebut mutasi titik, populer disebut mutasi saja. Sedangkan perubahan pada kromatin disebut mutasi besar, populer disebut aberasi.

Memulai Usaha Ternak Pembibitan Domba Garut

A PERSIAPAN KANDANG & LOKASI
Kandang yang disiapkan adalah Kandang Jenis Koloni & Kandang Baterai berlantai Panggung. Kandang Jenis Koloni diperuntukkan untuk Domba Garut Betina sedangkan Kandang Jenis Baterai diperuntukkan untuk
Domba Garut Jantan.
Kandang Jenis Koloni berisikan 10 ekor Domba Garut Betina. Kandang Jenis Baterai berisikan 1 ekor Domba Garut Jantan. Jumlah Total Kandang Jenis Koloni sebanyak 3 Kandang sedangkan Jumlah Total Kandang Jenis Baterai sebanyak 3 Kandang.
Penyediaan Sumber Pakan Hijauan Domba Garut di sekitar Kandang: Penanaman Rumput, Pepohonan dll.B

PEMBELIAN BIBIT INDUK DOMBA GARUT
Bibit Induk Domba Garut Jantan sebagai Tahap Awal sebanyak 3 ekor. Bibit Induk Domba Garut Betina sebagai Tahap Awal sebanyak 30 ekor. C PROGRAM PERKAWINANProgram Perkawinan yang dijalankan adalah dengan Metode Perkawinan Koloni. Induk Jantan ditempatkan Koloni dengan 10 Induk Betina selama 40 hari. Selepas 40 hari, Induk Jantan ditempatkan dalam Kandang Baterai sedangkan Induk Betina masih ditempatkan dalam Kandang Koloni. Siklus Birahi Domba Garut Betina adalah berlangsung 1 hari setiap periode 14 – 17 hari. Metode Perkawinan Koloni menjadikan Jantan akan kawin dengan Betina dalam Kondisi BirahiD PROGRAM

KELAHIRAN

 Domba Garut Betina akan mengalami 150 hari (5 bulan) masa kebuntingan pasca perkawinan. Setelah 150 hari masa kebuntingan maka Domba Garut Betina akan melahirkan. Jumlah anak yang dilahirkan oleh Domba Garut Betina umumnya 1 s.d 4 ekor. Anak Domba Garut yang baru lahir umumnya memiliki Berat Badan lahir 3 s.d 5 Kg. Sebelum menginjak usia 5 bulan, anak Domba Garut ditempatkan dalam Kandang yang sama dengan Induknya. Baru pada usia menginjak 5 bulan maka anak siap disapih (Tidak Menyusui Lagi pada Induk). Berat Badan Anak Domba Garut saat disapih/ dipisahkan dari Induk yaitu antara 15 s.d 20 Kg. Induk Domba Garut Betina siap dikawinkan kembali setelah jarak 2 bulan dari Kelahiran

PROGRAM PAKAN

Pakan Domba Garut yang utama adalah Jenis Hijauan seperti Rumput, Dedaunan bisa pula Limbah Sayuran Pasar. Sebagai Pakan Tambahan dapat pula diberikan Ampas Tahu. Dalam 1 hari, 1 ekor Domba Garut Jantan/ Betina dewasa membutuhkan 6 Kg Hijauan. Bila memungkinkan, Ampas Tahu diberikan 1 Kg pada tiap harinya. Frequensi Pemberian Pakan adalah 3 Kg Hijauan pada pagi hari dan 3 Kg Hijauan pada sore hari, sedangkan Ampas Tahu sebanyak 1 Kg diberikan pada sore hari pula sebelum pemberian Pakan Hijauan. Harga Ampas Tahu berkisar antara Rp. 150,- s.d Rp. 250,- per Kg. Sedangkan Hijauan berupa Rumput atau Dedaunan dimungkinkan Zero Cost karena diperoleh dari Lingkungan sekitar
 
JUMLAH PEKERJA
Jumlah Pekerja yang ideal untuk Jumlah Populasi 33 ekor adalah 2 (dua) orang. Adapun Pekerja secara bergantian tiap harinya menjalankan 2 aktivitas utama:a Kegiatan Mencari Pakan Hijauan (Rumput atau Dedaunan)b Kegiatan Merawat Kesehatan Ternak & Menjaga Kebersihan KandangG KEGIATAN MENCARI RUMPUT ATAU DEDAUNANDalam 1 hari per ekor Domba Garut membutuhkan 6 Kg Hijauan, bilamana Populasi yang ada adalah 33 ekor maka Jumlah Hijauan yang dibutuhkan pada tiap harinya adalah 198 Kg, asumsikan di mana per 1 Karung dapat memuat 50 Kg Hijauan, maka Target Karung pada tiap harinya adalah 4 Karung untuk Hijauan di sekitar Lokasi Kandang
 
KEGIATAN MERAWAT KESEHATAN TERNAK
Memandikan Domba, Pencukuran Bulu Domba, Pemotongan Kuku Domba
 
KEGIATAN KEBERSIHAN KANDANG
Membersihkan Kandang dari Kotoran Ternak yang bermanfaat untuk Kesehatan Ternak. Kotoran Ternak diolah sebagai Bahan Baku Pupuk Organik.
 
PROSPEK & PELUANG PASAR
Anak Domba Garut Jantan usia 5 bulan dapat dijual dengan asumsi harga Rp. 500.000,- per ekor. Anak Domba Garut Betina usia 5 bulan dapat dijual dengan asumsi harga Rp. 400.000,- per ekor.
 
LANGKAH PENGEMBANGAN USAHA
Hasil Penjualan Anak Domba Garut Usia 5 bulan dapat dibelikan Bibit Induk Domba Betina baru. Pembelian Tahap-1 dibulan ke-10 usaha sebanyak 10 ekor dari Pendapatan Penjualan. Pembelian Tahap-2 dibulan ke-17 usaha sebanyak 10 ekor dari Pendapatan Penjualan. Bibit Induk Domba Garut Betina yang sudah ada sebelumnya dan sudah Hamil di Mitrakan kepada Petani untuk dirawat dan dipelihara. Tentunya ini merupakan suatu Keuntungan untuk menekan Biaya Pakan. Bibit Induk Domba Betina baru dimasukkan ke dalam Kandang Koloni untuk menggantikan Betina yang di Mitrakan kepada Petani. Bibit Induk Domba Betina yang ada di petani bilamana sudah melahirkan maka dapat dijual. Atas jerih payahnya, maka Petani Mitra mendapatkan perolehan Bagi Hasil dari Penjualan yang dilakukan. Induk Domba Betina yang sudah melahirkan maka kembali dikawinkan kembali di Kandang Petani dengan dipinjamkan Pejantan sementara waktu Usaha Domba Garut semakin berkembang di suatu Wilayah tentunya, Posisi bulan ke-24:
a Domba Garut Jantan = 3 ekor
b Domba Garut Betina = 50 ekor
c Anak Domba Garut Belum Sapih = 18 ekor
 
MANFAAT USAHA TERNAK DOMBA GARUT
Mensejahterahkan Petani di mana dapat memperoleh Penghasilan Tambahan, Menjaga Kelestarian Plasma Nutfah Indonesia dengan memperbanyak Jumlah Populasi, Menyuburkan Tanaman dengan adanya Kotoran Ternak Domba sebagai Bahan Baku Pupuk, Menjaga Kelestarian Lingkungan di mana sudah tentu harus dilakukan Penanaman Rumput atau Pohon Dedaunan yang menjadi Sumber Pakan Hijauan untuk Domba Garut.M FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN1 Peluang Pemasaran2 Kesiapan Sumber Daya Manusia3 Ketersediaan Stock Pakan Hijauan di Lingkungan Sekitar4 Kemampuan Modal

http://dombagarut.blogspot.com

Periode siklus ternak

Semoga bermanfaat. Tahukah anda bilamana periode siklus birahi hewan ternak domba betina cenderung memiliki frequensi yang berulang? Seperti yang kita ketahui sebelumnya di mana birahi hewan ternak domba adalah menjadi faktor penting keberhasilan perkawinan (Domba yang tidak birahi ketika dikawinkan maka tidak akan mengalami kebuntingan). Terimakasih kepada saudara Alam Yanuardi selaku manajer peternakan Villa Domba yang berkenan membantu pengamatan penulis ini.
Awal kasus adalah ketika seekor domba betina dikawinkan pada tanggal 08 bulan Oktober tahun 2006, dengan lama kehamilan selama 5 bulan maka domba tersebut melahirkan anak pada tanggal 05 bulan Maret tahun 2007. Sebagaimana aturan yang berlaku maka domba betina tersebut kembali akan dikawinkan pada bulan Juni tahun 2007 selepas masa istirahat selama 3 bulan. Namun kondisi lapangan yang terjadi ternyata tidak demikian, karena lemahnya pengamatan birahi yang dilakukan oleh pekerja pada saat itu maka sampai dengan akhir bulan Juni tahun 2007 status domba betina dimaksud masih belum dikawinkan kembali. Alasan pekerja adalah domba tidak menampakkan gejala birahi. Belajar dari kasus tersebut maka Saya bersama saudara Alam mencoba menguji apakah siklus birahi domba betina akan kembali muncul dengan frequensi yang berulang.Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menambahkan periode deret sebanyak 15 hari dari tanggal kawin pertama (Tgl. 08 bulan Oktober tahun 2006 + 15 hari…….dst). Dari penambahan tersebut maka akan didapat tanggal 20 bulan Juli tahun 2007. Hasil pengamatan dan pengujian adalah domba tepat mengalami birahi sempurna pada tanggal 20 bulan Juli tahun 2007. Kondisi yang serupa terjadi pada domba betina lainnya dengan selisih hari 2 s.d 3 hari. Manfaat apa yang semoga dapat diperoleh dari pengamatan ini? Tentunya ini menjadikan bila proyeksi pertumbuhan populasi domba sebenarnya dapat diprediksi dengan pengontrolan dan pencatatan yang baik. Mengandalkan pengamatan dan pengalaman visual manusia saja belumlah cukup tanpa didukung pengontrolan pencatatan yang baik sebagaimana pengalaman yang Kami alami. Pencatatan tentunya haruslah dibuat sederhana untuk mempermudah pelaksanaan lapangan. Mohon bantuan peneliti yang lebih ahli atas pengalaman yang Kami alami ini.

Tabel di atas adalah yang biasa Kami buat untuk memprediksi tanggal perkawinan domba betina selanjutnya agar dalam kondisi birahi. Siklus Birahi Domba adalah 15 – 17 hari pada umumnya. Tanggal Pengamatan Pertama adalah A + 210 hari. Tanggal Pengamatan Kedua adalah A + 211 hari dan Tanggal Pengamatan Ketiga adalah A + 212 hari. Masukkan domba betina dalam kandang koloni pada periode tanggal dimaksud atau coba dikawinkan dengan domba jantan. Semoga bermanfaat.
 

Ternak Domba Mampu Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

domba4Akar persoalan terhambatnya produksi sektor pertanian secara bertahap mampu terpecahkan. Itu terlihat dari perkembangan populasi ternak domba program pemenangan kompetisi indeks pembangunan manusia (PPK IPM) bidang daya beli tahun 2007. Bagaiamana Dinas Pertanian menyukseskan PPK IPM?

Laporan Tatang Ashari dari Kuningan

BERDASARKAN laporan PPTK (pejabat pelaksana teknis) revitalisasi kelompok ternak dan teknologi pada Dinas Pertanian (Distan) Kuningan, populasi ternak domba akhir Oktober 2008 sudah mencapai 4.960 ekor dari penyebaran awal mencapai 4.200 ekor berjenis jantan, induk, dan bakalan penggemukan. Penambahan angka itu sangat bagus karena menunjukkan keberhasilan.

PPTK Distan Ir Dindin Koswara menuturkan, awalnya sebanyak 4.200 ekor domba PPK IPM daya beli tahun 2007 yang terdiri dari 600 ekor pejantan, 180 ekor bakalan penggemukan, dan 180 ekor induk itu disebar ke 20 kelompok petani di lima kecamatan. Antara lain Kecamatan Cibingbin, Cibeureum, Ciawigebang, Cimahi, dan Cigandamekar.

“Masing-masing kelompoknya terdiri dari 30 petani, dengan jatah setiap petani tujuh ekor domba. Satu pejantan, tiga induk, dan tiga lagi bakalan penggemukan. Tapi sekarang jumlahnya telah berkembang lebih jauh,” sebut Dindin kepada Radar di ruang kerjanya, Kamis (18/12).
Di tahun 2008, ungkap dia, populasi ternak domba berhasil meningkat secara bertahap sesuai harapan dengan populasi sebanyak 4.960 ekor. Jumlah itu belum terhitung dengan domba yang disembelih dan dijual. “Bagaimanapun kita harus bersyukur. Karena peningkatan tersebut telah mendongkrak daya beli petani,” kata Dindin yang juga kabid Program dan Ketahanan Pangan Distan.

Untuk memenuhi kebutuhan bibit domba berkualitas, Kabupaten Kuningan masih sangat ketergantungan dari luar daerah. Karena itu, sudah saatnya Kuningan juga memiliki sentra bibit domba berupa usaha perbibitan rakyat. Seperti halnya Garut memiliki Desa Cibuluh sebagai sentra pembibitan dan pemurnian domba garut yang diusahakan dalam bentuk usaha peternakan rakyat.

“Untuk pembentukannya kami telah mengintroduksi 360 ekor bibit ke Desa Koreak. Hasilnya, hingga kini sudah mencapai 700 ekor ternak bibit atau kurang lebih 15 persen dari kebutuhan bakalan di lokasi agrobisnis domba pada kegiatan PPK IPM,” ungkapnya.  
Menurut Dindin, program pengembangan ternak domba maupun sentra bibit domba diarahkan untuk memecahkan akar permasalahan produksi sektor pertanian. Domba yang dihasilkan oleh daerah sendiri produktivitasnya rendah karena tingkat pertumbuhannya juga relatif lambat.
“Dengan tercapainya sasaran pokok bidang agrobisnis domba, kami yakin produksi sektor pertanian secara keseluruhan akan terdorong secara berarti. Itu juga akan meningkatkan daya beli masyarakat ke depan,” pungkasnya. (*)

http://www.radarcirebon.com/index.php/200812197000/Kuningan/Ternak-Domba-Mampu-Meningkatkan-Daya-Beli-Masyarakat.html

Ternak Domba Hidupkan Perekonomian

domba3BANDUNG, (PRLM).- Kepala Dinas Peternakan Jabar, Kusmayadi Tatang Padmadinata  mengakui, usaha agribisnis peternakan domba dan kambing masih menghadapi sejumlah kendala. Di antaranya  ketidaktersediaan industri perbibitan domba dan kambing yang dapat diandalkan.

“Padahal, upaya pembibitan sangat penting untuk menghasilkan ternak yang berkualitas. Selama ini, upaya pembibitan yang tidak kredibel telah menyebabkan kualitas genetik domba dan kambing semakin menurun.  Perilaku peternak yang cenderung menjual domba dan kambing jantan berkualitas karena harganya relatif mahal, juga menjadi faktor penyebab kualitas domba dan kambing yang berada di kalangan peternak rendah,” ujar Kusmayadi, Jumat (22/5).

Jika hal ini dibiarkan, maka dalam jangka panjang, lanjut Kusmayadi, akan menyebabkan keturunan domba dan kambing generasi selanjutnya menjadi kurang baik, yang akhirnya menghilangkan kesempatan para peternak di Jabar untuk memperoleh manfaat ekonomi yang lebih baik
dari kegiatan usaha peternakannya.

Kusmayadi menambahkan, secara umum peternakan domba dan kambing ditinjau dari sudut ekonomi relatif telah menghidupkan perekonomian pedesaan, perluasan lapangan kerja dan usaha terutama di daerah-daerah basis populasi domba dan kambing. Peternakan domba/kambing di wilayah-wilayah yang masih memiliki lahan penggembalaan dapat dijadikan komoditas alternatif pengentasan kemiskinan, sehubungan dengan kemampuan reproduksi domba/kambing yang relatif cepat.

Sebagai contoh, berdasarkan data yang diperopleh “PRLM ” dari situs Pemkab Garut, sektor industri pakaian jadi dari kulit domba dan kambing telah menyerap sekitar 2.132 tenaga kerja. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut mencatat jumlah produksi per tahun jaket kulit Mulus sekitar 38.700 potong dan jaket kulit sambung sebanyak 193.500 potong. Permintaan jaket kulit ini berasal dari daerah di luar Kabupaten Garut, seperti dari Bandung, Jakarta atau beberapa kota di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sumatera. (A-133/A-147)***

sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=76570

Domba Garut (lanjutan 2)

SPESIFIKASI TERNAK DOMBA GARUT

Menurut para pkar domba seperti Prof. Didi Atmadilaga dan Prof. Asikin Natasasmita, bahwa Domba Garut merupakan hasil persilangan antara domba local. Domba Ekor Gemuk dan Domba Merino yang dibentuk kira-kira pada pertengahan abd ke 19 (±1854) yang dirintis oleh Adipati Limbangan Garut, sekitar 70 tahun kemudian yaitu tahun 1926 Domba Garut telah menunjukan suatu keseragaman. Bentuk tubuh Domba Garut hampir sama dengan domba lokal dan bentuk tanduk yang besr melingkar diturunkan dari Domba Merino, tetapi Domba Merino tidak memiliki “insting” beradu. Berat badan domba dapat mencapai 40 sampai 80 kg. Menurut beberapa ahli, bahwa Domba Garut selain memilki keistimewaan juga sebagai penghasil daging yang sangat baik dalam upaya meningkatkan produksi ternak domba. Jenis Domba Garut tergolong jenis domba terbaik, bahkan dalam perdagangannya dan paling cocok serta menarik perhatian banyak masyarakat, mudah dipelihara oleh petani kecil karena relative lebih mudah pemeliharaannya dan lebih cepat menghasilkan serta mudah diuangkan.

SEJARAH DOMBA GARUT
Domba Garut sesuai namanya berasal dari Kabupaten Garut tepatnya di daerah Limbangan, kemudian berkembang dan kini menyebar ke seluruh pelosok Jawa Barat khususnya dan seluruh Indonesia umumnya.Bentuk umum Domba Garut, tubuhnya relatif besar dan berbentuk persegi panjang, bulunya panjang dan kasar, tanduk domba jantan besar dan kuat serta kekar (ini merupakan modal utama dalam seni ketangkasan domba. Keistimewaan dengan tanduk yang besar melingkar ke belakang dan bervariasi, badan padat, agresivitasnya tinggi sehingga memilki temperamen yang dindah dan unik. Ciri khas Domba Garut yaitu pangkal ekornya kelihatan agak lebar dengan ujung runcing dan pendek, dahi sedikit lebar, kepala pendek dan profil sedikit cembung, mata kecil, tanduk besar dan melingkar ke belakang. Sedangkan betina tidak bertanduk, telinga bervariasi dari yang pendek (ngadaun hiris) sampai yang panjang dan memiliki warna bulu yang beraneka ragam. Domba Garut banyak dijumpai memiliki daun telinga rumpung, sedangkan yang memiliki daun telinga panjang dikenal dengan domba “BONGKOR”
Untuk mendapat Domba Garut yang baik harus dimulai dari betina yang kualitasnya sangat bagus, pejantan dari keturunan Domba Garut memiliki performa yang baik pula. Para tokoh domba memelihara Domba Garut memiliki karakter yang berbeda dalam merawatnya mulai dari anakan sampai dewasa (siap tanding).Anak Domba Garut yang dipilih untuk dijadikan domba tangkas harus diberikan latihan beradu dan berlaga di lapangan, tanpa diberi pelatihan Domba Garut tersebut tidak akan memiliki unsure seni di lapangan, sehingga tidak indah dipandang ketika berlaga, yaitu mengenai langkah mundur dan langkah maju atau dengan kata lain “Tembragan” atau tubrukannya tidak baik. Sampai sekarang Domba Garut tetap memiliki unsur seni yang digemari dan merupakan ternak kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Domba Garut sebagai domba kesayangan, setiap hari minggu selalu diadakan kontes atu pemidangan di setiap daerah di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Garut, event ketangkasan Domba Garut digelar dalam hari-hari besar nasional, hari ulang tahun seperti hari jadi Garut, HUT TNI, HUT Kemerdekaan RI. Kekeluargaan para penggemar Domba Garut khususnya di Jawa Barat diikat dengan organisasi profesi, yaitu HPDKI, sehingga setiap kali digelar mereka dengan mudah untuk melaukan pertemuan di lapangan atau tempat pemidangan yang khusus dibuat sebagai event Kontes Ternak Domba Garut berlaga.

ISTILAH KHUSUS DOMBA GARUT
Adeg-adeg : Kesesuaian postur tubuh mulai dari badan sampai kaki atau bentuk umum performa fisik yang dinilai dari fostur (kekokohan badan, leher dn kepala), jingjingan (bentuk, ukuran dan letak tanduk), ules (bentuk di raut muka).
Baracak : Kombinasi warna kulit domba dengan dominasi hitam atau abu-abu dan bercak-bercak kecil putih Yang tidak teratur pada sekujur atau sebagian tubuhnya.
Baralak : Jenis bulu domba yang mirip dengan bercak yang ukurannya lebih besar.

 CATUR BANGGA DOMBA GARUT
1. Ules Beungeut : Kasep, ngamenak dan ngaules
2. Mata : Kupa
3. Telinga : Rumpung, rumpung sapotong, ngadaun hiris dan ngadaun nangka saeutik
4. Tanduk : Nagbendo, golong tambang, setengah gayor, gayor, leang-leang sogong
5. Kualitas Tanduk : Poslen, waja, beusi, gebog
6. Warna Bulu : Sambung, riben sebak, belang sapi, macan, jog-jog, laken, baracak, monyet, kunyuk, Lunglum, perak, bodas apu, jogja dan riben mencenges
7. Ekor : Ngabuntut beurit, ngabuntut bagong dan ngadaun waru
8. Kanjut/ Scrotum : Laer, ngarandu dan ngajantung
9. Kaki : Mancuh, kuda, regang waru, meureup ucing

——————————————————————————————————————————

Domba Garut (lanjutan 1)

SENI KETANGKASAN DOMBA GARUT
Seni ketangkasan Domba Garut merupakan salah satu kegemaran tersendiri yang disenangi serta ternak domba Garut dapat dikategorikan sebagai hewan kesayangan serta hewan kebanggaan. Domba Garut dipelihara secara khusus artinya dengan perlakuan dalam pemeliharaannya secara khusus terutama dalam membentuk tanduk agar memiliki temperamen yang indah dan kelihatan gagah, sehingga tercipta motto tentang domba garut yaitu “Tandang di Lapang, Gandang di Lapang, Indah Dipandang serta Enak Dipanggang”.Seni ini merupakan ajang kontes dalam memilih bibit sebagai raja dan ratu bibit ternak domba Garut, karena setiap event pertandingan ternak domba yang bagus sangat mendapat sorotan setiap peternak dan penggemar, dengan sendirinya bahwa ternak tersebut memiliki harga yang sangat tinggi. Perlombaan atau kontes ternak ini merupakan tempat berkumpulnya par peternak dan pemilik, para penggemar, tokoh Domba Garut serta perkumpulan organisasi profesi yang dihimpun dalam wadah HPDKI (Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia).

Pemeliharaan Domba Garut sebagai domba tangkas (laga) telah sejak lama dilakukan oleh para peternak,penggemar ketangksan domba dengan perlakuan yang sangat istimewa serta kepemilikan domba tersebut dahulu disebut “juragan”. Peternak pemelihara harus memliki nilai jiwa seni yang khusus serta akrab dengan domba. Berbagai upaya dan pengorbanan para peternak Domba Garut semata-mata diarahkan untuk menciptakan keunggulan Domba Garut pejantan di arena perlombaan (ketangkasan), sebab domba laga yang unggul akan menyandang gelar juara serta mendapart nilai jual yang melonjak tinggi. Karena ternak Domba Garut merupakan bagian dari ternak seni, maka setelah Domba Garut tandang di lapang, salah satu kegembiraan yang diraih oleh pemiliknya atau pelatihnya, ketika domba tersebut mengalunkan seni sesuai irama ketukan kendang. Dalam seni ketangkasan domba jarang terjadi kecelakaan pada ternak domba apalagi sampai terjadi cacat atau mati, sebab setiap pertandingan selalu diawasi oleh :

• Dewan Hakim
• Dewan Juri
• Wasit
Domba Garut sebagai domba tangkas atau domba laga terbagi atas kelas-kelas, yaitu :

• Kelompok kelas A dengan berat badan 60 – 80 kg ;
• Kelompok kelas B dengan berat badan 40 – 59 kg ;
• Kelompok kelas C dengan berat badan 25 – 39 kg.

Demikian pula pukulan-pukulannya dibatasi menurut pembagian kelas masing-masing, umpamanya kelas A sebanyak 25 pukulan, kelas B sebanyak 20 pukulan dan kelas C sebanyak 15 pukulan. Selain dari pada pembagian kelas tersebut, ada pula pembagian khusus yang disebut kelas pasangan, kelas pasangan dikhususkan domba yang mempunyai criteria kesamaan warna bulu, tinggi, berat badan, keserasian tanduk, keserasian gaya pukulan dan keserasian lainnya. Untuk kelas ini jumlah pukulannya ditentukan 20 – 25 pukulan. Dasar penilaian dalam pertandingan inilai dari pukulan, gaya bertanding, ketangkasan dalam bertanding, keindahan fisik, kelincahan dan stamina. Untuk keturunan yang bagus, anak domba jantan umur satu minggu sudah kelihatan bakal tanduknya, seiring dengan bertambahnya umur domba bertambah besar pula tanduknya. Pada saat pertumbuhan, tanduk itu tidak keluar langsung dan indah. Untuk menjadikan seperti yang diharapkan memerlukan suatu ketelatenan dan kemahiran dalam merawat tanduk. Beberapa pengalaman para peternak dalam merawat tanduk domba diantaranya sebagai berikut :
a. Agar tanduk berwarna hityam mengkilap, biasanya digosok dengan kemiri ;
b. Untuk membentuk tanduk yang simetris, dipanaskan dahulu kemudian diurut sambil dibentuk ;
c. Untuk melatih kekuatan, keindahan tanduk diberi latihan beradu 1 (satu) minggu sekali ;
d. Rambut / bulu di sekitar tanduk dibersihkan ;
e. Pencukuran bulu dilakukan secara rutin serta dibentuk tampak kelihatan gagah.
Pendekatan yang ditempuh adalah bagaimana memberikan pengertian kepada para peternak terutamadikeluarkannya kebijakan pemerintah, khususnya Pemerintah Kabupaten Garut agar keberadaan dan kelestarian seni ketangkasan Domba Garut memiliki nilai budaya yang dapat diakui oleh segenap masyarakat, bahwa seni ketangkasan ini bukan “NGADUKEUN DOMBA” tetapi seni yang dimilki oleh ternak domba yang harus dimodifikasi dan citra adu domba dengan sendirinya harus hilang dalam pandangan masyarakat luas.
Sejalan dengan pemahaman di atas bahwa yang harus dilakukan sebagai unsure seni adalah mengubah suasana adu domba yang tidak jelas keberadaannya dihimpun dalam wadah atau tatanan atauran dalam meningkatkan nilai tambah sebagai prestasi domba dan peternaknya. Hal tersebut perlu dilakukan sosialisasi pemahaman terhadap seni ketangkasan yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan prestasi sehingga seni ketangkasan Domba Garut merupakan komoditi yang dapat dijual unsure seninya. OLeh karena itu diperlukan peranan pemerintah serta kumpulan peternak yang dihimpun dlam organisasi HPDKI dalam meningkatkan keberadaan Domba Garut agar mampu berkiprah dalam meningkatkan pendapatan peternak sehingga peternak domba lebih maju, efisien dan tangguh untuk menambah devisa daerah.
——————————————————————————————————————————————–
 

Juni 2009
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Arsip Dombamania

Kategori Tulisan

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui email.

Bergabung dengan 3 pelanggan lain